Kemampuan Yang Harus Dimiliki Anak Usia 2 Tahun



PAUD Pandan Wangi - Anak usia balita adalah pembelajar yang terus-menerus. Terutama ketika usianya sudah 2 tahun. Kemampuan yang harus dimiliki anak-anak di tahun pertama mereka adalah kemampuan fisik. Masuk tahun ke kedua adalah perpaduan kemampuan fisik dan kognitif.
Sebagai panduan, berikut kemampuan yang harusnya dimiliki anak 2 tahun. Meski tiap perkembangan anak berbeda, jika dirasa kemampuan anak belum mencapainya, akan sangat baik jika orangtua memberikan stimulasi lebih atau berkonsultasi dengan dokter tumbuh kembang anak.
Fisik
Usia 2 berarti anak-anak harus mulai menguasai beberapa keterampilan fisik. Mereka harus bisa berlari, naik turun tangga sambil berpegangan, menendang bola dan berjalan menjinjit dengan jari kaki. Mereka akan mulai mencoba memanjat apapun yang lebih tinggi.
Si kecil juga akan bereksperimen dengan gerak. Mereka akan mencoba segala cara untuk lari dari titik A ke B, termasuk dengan berjalan, berguling, merangkak dan bahkan mengendarai mainannya. Biarkan anak melakukan aktivitas fisik sebanyak mungkin. Pastikan saja selalu dalam pengawasan agar tak terjadi kecelakaan.
Sosial
Anak berusia dua tahun baru mulai mengembangkan kemampuan bersosialisasinya. Mereka mungkin sangat tertarik dengan apa yang dilakukan anak-anak lain dan sangat senang berada di sekitarnya. Tapi belum tentu bisa bermain bersama karena mereka masih ingin melakukan sesuatu atas keinginannya sendiri saja.
Sangat baik jika Anda sebagai orangtua sering mengajaknya ke tempat yang banyak kerabat atau saudara. Ajarkan si kecil mengenalkan diri dengan baik. Hal ini agar anak tidak terlalu takiut berada di lingkungan sosial yang lebih besar.
Komunikasi
Seorang anak yang berusia dua tahun, biasanya berbicara sekitar 50 kata dan mampu merangkai dua atau tiga kata. Kemampuannya ini semakin baik seiiring pertambahan usianya dan jika distimulus dengan baik.
Bisa dengan mendongeng untuknya, memperdegarkan musik, atau selalu mengajaknya banyak berbicara. Ketika memasuki usia 3 tahun anak sudah bisa berkomunikasi dengan baik meski pertanyaan yang dilontarkannya berulang-ulang.
Sumber: Life as Mama